FPI 2 : Elaborasi Pemahaman

 ELABORASI PEMAHAMAN FILOSOFI PENDIDIKAN


Pertanyaan

Respon

Apa kekuatan konteks sosio- kultural (nilai-nilai luhur budaya) di daerah Saudara yang sejalan dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara?

Konteks sosio-kultural di Indonesia, khususnya yang sejalan dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara, memiliki beberapa kekuatan yang dapat memperkuat pendidikan dan pengembangan karakter. Seperti gotong royong, kearifan lokal, nilai-nilai spiritual,

pendidikan holistic, peran komunitas.

Bagaimana Pemikiran Ki Hadjar Dewantara dapat di kontekstualkan sesuai dengan nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah asal yang relevan menjadi penguatan karakter peserta didik, sebagai anggota masyarakat?

Pemikiran Ki Hadjar Dewantara dapat

dikontekstualkan dengan nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah untuk memperkuat karakter peserta didik dengan cara-cara berikut :

  • Integrasi Nilai Gotong Royong:

Kearifan budaya yang menekankan gotong royong dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar. Siswa diajak untuk bekerja sama dalam proyek kelompok, yang tidak hanya mengembangkan kemampuan akademis tetapi juga membangun rasa solidaritas dan tanggung jawab sosial.

  • Pembelajaran Berbasis Lingkungan:

Menggunakan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. Misalnya, siswa dapat belajar tentang flora dan fauna lokal, budaya setempat, atau praktik pertanian tradisional. Ini selaras dengan pemikiran Dewantara bahwa pendidikan harus relevan dengan kehidupan sehari-hari dan konteks lokal.

  • Pengembangan Karakter Melalui Cerita Rakyat Menggunakan cerita rakyat dan folklor sebagai media pengajaran untuk menanamkan nilai-nilai moral. Cerita ini dapat mengajarkan kebajikan seperti kejujuran, kerja keras, dan menghargai orang tua, sesuai dengan pandangan Dewantara tentang pendidikan karakter.

  1. Pendidikan Multikultural

Mengajarkan pentingnya menghargai keragaman budaya. Siswa diajarkan untuk memahami dan menghargai berbagai budaya yang ada di daerah mereka, sejalan dengan pemikiran Dewantara yang menekankan pentingnya menghormati perbedaan.

  1. Penguatan Identitas Budaya:

Mendorong siswa untuk memahami dan mencintai budaya mereka sendiri. Kegiatan seperti seni tradisional, tarian, atau kerajinan tangan dapat dimasukkan dalam kurikulum, yang membantu siswa merasa bangga dengan identitas mereka.

  1. Pendidikan Karakter Melalui Praktik

Mengimplementasikan nilai-nilai luhur dalam praktik sehari-hari, misalnya melalui kegiatan sosial atau layanan masyarakat. Ini sejalan dengan visi Dewantara yang memandang pendidikan sebagai proses yang berkelanjutan dan melibatkan masyarakat.

  1. Pembelajaran yang Berpusat pada Siswa

Mengadaptasi metode pengajaran yang memperhatikan kebutuhan dan minat siswa, sesuai dengan prinsip Dewantara bahwa setiap anak memiliki potensi unik. Ini menciptakan ruang bagi siswa untuk mengekspresikan diri dan berkontribusi dalam komunitas.

Dengan mengaitkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara dengan kearifan lokal, pendidikan tidak hanya akan menciptakan individu yang cerdas, tetapi juga berkarakter dan memiliki kesadaran sosial yang tinggi,  siap  menjadi  anggota  masyarakat  yang

bertanggung jawab.

Ambillah salah satu kekuatan pemikiran Ki Hadjar Dewantara, kemudian uraikan bagaimana cara Saudara menggunakan nya untuk menebalkan laku peserta didik sesuai dengan konteks lokal dan sosial budaya!

Kekuatan dari pemikiran Ki Hadjar Dewantara adalah konsep pendidikan yang menekankan pada pengembangan karakter dan budi pekerti. Untuk menerapkan ini dalam konteks lokal dan sosial budaya, guru dapat mengintegrasikan nilai-nilai luhur dari budaya setempat ke dalam kurikulum. Misalnya, dengan mengajarkan nilai-nilai seperti gotong royong, sopan santun, dan menghormati orang tua melalui cerita-cerita dan tradisi lokal. Kegiatan ekstrakurikuler seperti pertunjukan seni tradisional atau kerja bakti di lingkungan dapat dijadikan sarana untuk melatih karakter siswa secara langsung. Selain itu, guru dapat menciptakan suasana kelas yang mendukung dialog terbuka tentang etika dan moral, sehingga siswa dapat belajar dari pengalaman hidup mereka sendiri dan orang lain. Dengan cara ini, pendidikan tidak hanya berfokus pada pengetahuan akademis, tetapi juga pada pembentukan karakter yang baik, sesuai dengan visi Ki Hadjar Dewantara untuk menciptakan individu yang berakhlak mulia

dan bermanfaat bagi masyarakat.


Post a Comment

0 Comments